Hati-hati, Catalytic Converter Bisa Bakar Mobil

Pada siang yang terik, ketika memarkir mobil sambil menunggu seseorang seringkali kita tetap menghidupkan mesin agar AC tetap berfungsi dan suhu dalam mobil tetap sejuk.

Jika durasi parkir atau berhenti menunggu itu hanya 5-10 menit bukanlah sebuah persoalan. Namun, jika durasinya hingga mendekati angka 30 menit, sudah lain ceritanya. Selain merupakan tindakan pemborosan bahan bakar juga membahayakan diri sendiri.

Ada dua kejadian yang mengintai. Pertama, keracunan gas CO (karbon monoksida), dan kedua kebakaran. Yang terakhir lebih mudah terjadi pada mobil-mobil baru yang telah dilengkapi dengan catalytic converter. Berhenti lebih dari 30 menit dengan kondisi mesin menyala sama halnya dengan mengundang bahaya kebakaran.

Jika terlalu panas, komponen yang berfungsi sebagai alat penurun emisi gas buang ini tidak dapat bekerja dengan maksimal. Selain itu catalytic converter yang kelewat panas merupakan sumber panas yang bisa memicu kebakaran.

Karena proses pendinginan yang minim, calatytic converter akan membara. Dan bara inilah yang akan dengan mudah menyulut rumput, daur kering, kertas atau benda lain yang mudah terbakar di dekatnya menjadi titik api.

Secara teknis, panas pada catalytic converter memang dibutuhkan. Catalytic converter dapat berfungsi sebagai katalis dalam mereduksi gas buang (seperti Hidrocarbon, Carbonmonoksida, Nitrogen Oksida) pada suhu tertentu.

Kendati demikian, panas catalytic converter tidak diperkenankan melebihi ambang batas yang telah ditentukan (sekitar 400-500 derajat celcius). Suhu harus terjaga melalui hembusan angin saat mobil berjalan.

Pada buku manual telah tercantum keterangan dilarang memanaskan mesin atau menghidupkan kendaraan dalam kondisi diam lebih dari 20 menit. Oleh karena itu hindari berhenti dan memarkir kendaraan di atas benda yang mudah terbakar seperti rumput, dedaunan atau tumpukan kertas.

Demi keamanan, ketika Anda menunggu seseorang, apalagi dalam waktu cukup lama lebih baik turun dari kendaraan dan mematikan mesin. Langkah ini memang tidak mengenakkan karena akan kepanasan. Namun lebih aman daripada keracunan gas CO yang bisa berakibat kematian dan mobil terbakar. (kpl/astraworld/rsd)

***


Sumber : KapanLagi.com